Abstract
Batik Madura merupakan warisan budaya yang mengandung nilai seni dan juga ekonomi. Karya seni yang memberikan kontribusi bagi perekonomian daerah dan meningkatkan pemberdayaan ekonomi baik para pengrajin batik. Batik Madura sudah dikembangkan sejak pemerintahan Majapahit pada tahun 1293. Pembatik merupakan seorang kreator yang menjadi bagian dari proses batik itu sendiri, mereka juga menjadi bagian dari pelaku perekonomian daerah yang digerakan oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah). Batik Madura mempunyai warna yang kuat sesuai dengan alam dan merupakann cerminan budaya setempat. Beberapa kurun waktu belakangan, pengrajin Batik Madura semakin menurun jumlahnya. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya produktifitas pengrajin batik, pelestarian budaya batik juga pada nilai perekonomian daerah. Masalah tersebut diatas menjadi landasan tujuan dari penelitian ini. Dimana penelitian kali ini akan menjelaskan secara lebih detil faktor apa saja yang menyebabkan menurunnya jumlah pengrajin batik madura dan bagaimana agar para pengrajin batik madura dapat mendapatkan akses pasar untuk menjual produk mereka dengan pasar yang lebih luas dan lebih menguntungkan. Apakah sistem informasi akuntansi serta penyusunan laporan keuangna yang sistematis sudah diterapkan dalam usaha mereka. Di samping itu peran teknologi informasi dalam usaha para pengrajin batik, apakah sudah signifikan dalam usaha UMKM ini dan bagaimana penggunaan teknologi informasi dalam memasarkan produk dan meraih akses pasar yang lebih luas yang pada akhirnya berdampak pada keuntungan perusahaan. Faktor-faktor diatas tentunya akan berdampak pada akuntabilitas dan perbankan dan juga pada akhirnya berpengaruh pada kelangsungan usaha serta industri batik Madura secara keseluruhan.
Keywords
Batik Madura, UMKM, Sistem Informasi Akuntansi, Laporan Keuangan, Teknologi Informasi, Akses Pasar